Pendakian selama kurang lebih 1,5 jam dari Pos 3 ke Pos 4 dapat kami lalui, juga tantangan Benteng Takeshi di Pos 4 ke Pos 5 menjadi maskot menantang dan seru. Di Pos 4 inilah salah satu pendaki tidak dapat melanjutkan pendakian dan memilih istirahat sambil menunggu saatnya yang lain turun karena ia memiliki fobia ketinggian yang masih dialaminya. Suhu udara yang semakin dingin seiring tingginya letak kami menjadi tantangan baru yang semakin meningkatkan kehangatan kerjasama dan kebersamaan kami. 35 menit kami laui di Pos 4 ke Pos 5, dan kami mulai memasuki hutan lumut dengan tantangan yang baru yaitu banyaknya pohon yang tumbang dan akar tak beraturan nan licin. Track batang pohon yang tak beraturan ini tidak menyurutkan semangat karena itu semua berarti puncak Tanggamus sudah dekat.
Sekitar kurang lebih setengah jam berlalu akhirnya kami sampai di puncak tertinggi Gunung Tanggamus. Dengan selang waktu sekitar sepuluh menit masing-masing rombongan sampai dengan sukacita yang luar biasa. Bersujud berdoa penuh syukur kepada Tuhan kami lakukan karena kami sadar bahwa rahmatNyalah yang memampukan kami bisa sampai di puncak dengan selamat. Kami menghayati saat-saat di puncak ini bahwa kami mengalami kedekatan dan persatuan dengan Tuhan dalam kegembiraan bersama sebagai komunitas dan (calon) biarawan-biarawati yang memiliki makna kontemplatif.
Leave a Reply