Menjadi Imam yang Cakap, Kuat, dan Sehat

Upacara Tahbisa Imam dan Diakon Dehonian Indonesia

Lagu ‘Aku Melayani Tuhan’ ciptaan Martin Runi yang dibawakan oleh anggota paduan suara Servus Dei Choir menyertai pengenaan Stola dan Dalmatik serta Kasula bagi Diakon dan Imam baru. Lagu yang mengisahkan seorang Gembala yang melayani Tuhan dengan segala rendah hati mewartakan Injil dan kasih karunia Tuhan meski harus menghadapi banyak rintangan menghadang.

Pada peringatan Santo Padre Pio dari Pietrelcina (seorang imam yang rendah hati meski dia mendapat kemuliaan dari Tuhan berupa luka-luka salib Kristus) Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus (SCJ) atau dikenal dengan nama Dehonian provinsi Indonesia mendapat anugerah tahbisan Imam dan Diakon.

Satu Imam baru yaitu Rm. Rafel Sudibyo SCJ dan 8 diakon baru yaitu, Dn. Methodius Darmuat Abdi Buana SCJ, Dn. Agustinus Tri Winarno SCJ, Dn. Yosafat Hengki Sanjaya SCJ, Dn. Finsentius Ari Setiono SCJ, Dn. Jonathan Christian Munthe SCJ, Dn. Albertus Bayu Christanto SCJ, Dn. Fransiskus Suseno SCJ, dan Dn. Martinus Joko Windiatmoko SCJ memperkaya jumlah anggota Dehonian Indonesia.

Upacara Tahbisan dilaksanakan di Paroki St. Fransiskus de Sales Palembang, Keuskupan Agung Palembang oleh Bapa uskup Mgr. Aloysius Sudarso SCJ pada hari Kamis, 23 September 2021 pukul 17.00 WIB. Upacara tahbisan ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat mengingat masa pandemi. Dengan demikian jumlah umat yang hadir sangat dibatasi. Namun demikian tidak mengurangi kehikmatan dan kesakralan upacara. Banyak keluarga Diakon dan Imam tertahbis hanya bisa mengikuti upacara melalui channel Youtube secara live atau streaming.

Pengurapan Tahbisan

Dalam Sambutannya, Pater Provinsial SCJ Indonesia, Rm. Titus Widodo SCJ mengharapkan agar para Imam dan Diakon yang baru menjadi Imam dan Diakon yang “Cakap, Kuat, dan Sehat”. Situasi dan kondisi di medan karya saat ini belumlah kondusif karena wabah pandemi Covid-19. Sistuasi dan kondisi yang dialami oleh seluruh umat manusia, tak terkecuali Gereja Katolik, sehingga menuntut para gembalanya melayani umat secara tepat. Situasi dan kondisi ini membuat medan pelayanan Gereja berubah, cara melayani umat juga berubah, serta cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan umat juga berubah. Dengan demikian, para imam dan gembala harus lebih cakap, kuat, serta sehat dalam melayani umat dengan tepat. Sehat dan kuat baik secara jasmani maupun rohani bisa terjadi kalau para iman dan gembala melekat kuat pada Tuhan sumber segala Rahmat.

Sambutan dan harapan Pater Provinsial SCJ Indonesia sejalan dengan kotbah Bapa Uskup, Mgr. Aloysius Sudarso SCJ. Bapa Uskup mengharapkan agar para imam dan diakon yang baru berkembang dalam semangat pelayanan untuk membawa misi Yesus ke dunia ini. Maka para imam dan diakon yang baru diharapkan untuk selalu memancarkan damai Kristus, hidup dalam kesederhanaan, serta memiliki atensi dan perhatian yang mendalam dalam hidup akan kehadiran Tuhan ditengah-tengah umat, pelayanan, serta dalam hidup mereka. Dengan demikian mereka harus sungguh-sungguh Bersatu dengan Hati Yesus.

Rm. Rafael SCJ memberikan berkat pertama

Bapa Uskup juga mengharapkan agar para Imam dan Diakon selalu menunjukkan kebahagiaan dan sukacita dalam hidup mereka seperti yang dikatakan oleh St. Yohanes Paulus II. Salah satu cara untuk menumbuhkan panggilan ditengah-tengah umat adalah dengan cara menunjukkan kebahagiaan. Kebahagiaan karena menjadi dekat dengan Kristus sang juru selamatnya.

Banyak harapan dan keinginan yang disampaikan umat kepada para imam dan diakon yang baru, paling tidak diwakili oleh kakak satu-satunya Rm. Rafael SCJ yaitu Ibu Agnes Purwaningsih yang memberi kata sambutan mewakili keluarga tertabis, beliau mengharapkan agar para imam dan diakon yang baru tidak hanya menjadi orang yang besar badannya saja tetapi terutama orang yang besar imannya, panggilannya dan kesetiannya. Sementara Pebimas Katolik Provisnis Sumatera Selatan, Bapak, Drs. Aloysius Hermadi mengatakan bahwa integritas antara perkataan sebaga gembala dengan perbuatan dengah pelayanan harus singkron sehingga meraka tidak seperti kata pepatah jawa JARKONI (Iso kotbah tepi ora iso nglakoni) atau dalam Bahasa Indonesia bisa “berkotbah tetapi tidak bisa melaksanakan”. Mereka diharapkan seperti Paulus yang memiliki semangat pelayanan tinggi yang tepat baik perkataan maupun perbuatannya. Secara khusus untuk menjadi imam yang melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati, seperti motto yang tahbisan yang mereka pilih.

Semoga semangat membara dan sukacita yang ditunjukan oleh para imam dan diakon yang baru menumbuhkan benih-benih panggilan baru ditengah kaum muda untuk melayani Tuhan dengan segala rendah hati menjadi Imam, Bruder, dan Suster. Amin.

Foto-foto lengkap bisa anda lihat di sini

Channel Youtube SCJ Indonesia:

1 Komentar

  1. Proficiat atas penerimaan Sakramen Tahbisan Romo R. Sudibyo, SCJ dan Sakramen Diakon bagi Komunitas Imam-Imam Hati Kudus Yesus, SCJ, Semoga panggilan-Nya semakin subur dan berkembang dalam Komunitas Dehonian. Salam Locoresa. R21

Tinggalkan Balasan ke Resti S Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*