Cinta Kasih yang Berdaya Ubah

Talkshow dalam rangka Dehonian Day 179

Para Dehonian seluruh dunia patut bersukacita karena akan merayakan Dehonian Day yang ke 179. Sukacita ini secara khusus tampak di komunitas Postulat-Novisiat St. Yohanes SCJ Gisting yaitu para romo, bruder dan para frater yang ada. Acara Dehonian Day kali tidak dilaksanakan secara offline seperti biasanya tetapi diadakan secara online guna mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan.

            Secara khusus pada taun ini, Dehonian Day tahun ini diawali dengan acara talkshow yang diadakan pada malam hari (13/3). Dalam acara ini, dihadirkan dua narasumber yaitu dua romo SCJ yang sedang berlibur di Indonesia; mereka adalah Romo Aloisius Yudistira, SCJ dan Romo Jenli Imawan, SCJ. Dua romo ini adalah para alumni Katholieke Universiteit Leuven, Belgia.

            Acara ini diadakan dengan tujuan membagikan spiritualitas SCJ yang secara khusus membahas kasih dan pengorbanan yang didasarkan pada kasih Allah. Acara ini juga dimaksudkan sebagai aksi panggilan SCJ yang tentunya ingin mengundang kaum muda untuk mengikuti jejak Pater Dehon. Bertempat di ruang rekreasi komunitas, acara ini tidak hanya disiarkan via zoom dan Youtube, tapi juga dihadiri secara offline yaitu semua anggota komunitas dan juga Romo Andreas Suparman, SCJ, Provinsial SCJ Provinsi Indonesia, yang sedang mengadakan kunjungan rutin.

            Dalam acara yang berdurasi ± 2 jam itu, para narasumber menyampaikan materinya yang berkaitan dengan spiritualitas SCJ. “Pater Dehon mempunyai keinginan untuk menjadi seorang Kristiani yang baik dan juga pribadi yang melakakukan kehendak Tuhan.” Ujar Rm. Yudis yang telah menyelesaikan studi S-3 Filsafatnya. Menurutnya hidup Pater Dehon itu sarat akan pengorbanan dan juga kasihnya kepada Allah. Victime d’amour atau kurban cinta itu mengandaikan dinamika menerima rahmat atau kasih dan memberikannya untuk yang lain. “Ecce Venio pertama-tama harus diletakkan pada sukacita terdalam karena kasih Allah itu” ujar romo yang sedang berpastoral di Paroki St. Maria Tak Bernoda, Tegalrejo, Belitang.

            Senada dengan Rm. Yudis, Rm. Jenli menjelaskan bahwa panggilan Pater Dehon itu menempatkan dirinya sendiri pada cinta yang membara terhadap Hati Kudus Yesus. Disposisi spiritual Pater Dehon itu selaras dengan kata-kata yang terdapat pada Galatia 2:20 yaitu, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” “Pater Dehon membiarkan dirinya digerakkan oleh Kristus untuk berbuah sesuatu keluar; berbuah pada aksi yang nyata.” tutur Rm. Jenli yang saat ini menjadi ketua komisi spiritualitas SCJ Indonesia. Rm. Jenli menutup pemaparannya mengenai spiritualitas Dehonian dengan sebuah pertanyaan “Haruskah para dehonian menggunakan cara baru untuk beradaptasi dengan situasi baru Gereja dan masyarakat?”

oleh Fr. Paolo Rigo

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*