Novena Tahbisan Imam Dehonian 22 April 2022 (Hari Kelima) – dan Profil Diakon Ari Setiono SCJ


(Novena Hari Kelima – Jumat, 22 April 2022)

Yesus Gembala yang baik, Engkau telah bersabda: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit”. Kami dengan penuh kasih menyambut undanganMu, “Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,  supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

BersamaMu kami mohon kepada Bapa: Anugerahkanlah kepada kami para pekerja kebun anggurMu, berikanlah para imamMu untuk menggarami dan menerangi dunia,  dan membawa karya keselamatanMu bagi umat manusia.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama filenya adalah 2-1024x569.gif
1. Frd. Metho SCJ; 2. Frd. Tinus SCJ; 3. Frd. Hengki SCJ;4. Frd. Ari S SCJ; 5. Frd. Munthe SCJ; 6. Frd. Albert SCJ; 7. Frd Seno SCJ, dan 8. Frd. Joko SCJ

Teristimewa kami serahkan para diakon  yang akan menerima tahbisan suci  dalam Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus, yaitu:

1. Frd. Methodius Darmuat Abdi Buana, SCJ

2. Frd. Agustinus Tri Winarno, SCJ

3. Frd. Yosafat Hengki Sanjaya, SCJ

4. Frd. Finsentius Ari Setiono, SCJ

5. Frd. Jonathan Christian Munthe, SCJ

6. Frd. Albertus Bayu Christanto, SCJ

7. Frd. Fransiskus Suseno, SCJ

8. Frd. Martinus Joko Windiatmoko, SCJ

Semoga hati mereka yang telah dipersembahkan  kepada Hati    Yesus yang Mahakudus Engkau sucikan demi pelayanan agung di altar dan pendamaian umat manusia.

Turunkanlah berkatMu untuk keluarga para diakon. Bimbinglah semua pihak yang tengah menyiapkan perayaan ini. Lancarkanlah perayaan tahbisan mendatang.   Semoga bunda Maria, ibu dan pelindung panggilan,  berdoa bersama kami, bagi kami dan untuk semua orang muda yang dipanggil menjadi imam-imamMu.

Bapa kami…, Salam Maria 3x…, Kemuliaan …, Terpujilah …

PROFIL DIAKON Finsentius Ari Setiono SCJ

Diakon Ari Setiono SCJ

Perkenalkan nama saya FrD. Finsentius Ari Setiono SCJ. Mungkin banyak yang berfikir bahwa nama baptis saya salah. Ya memang demikian adanya dan itu sudah terjadi sejak penulisan rapor SD, akte kelahiran, dan akhirnya konsisten dalam penulisan sampai doa novena tersebut dibuat dan mungkin akan sampai seterusnya. Maklum bahwa saya lahir di Belitang pada tanggal 22 Januari 1994 dan kemudian pindah di Desa rantau Durian II, kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Saya besar di desa tersebut dan karena mungkin keterbatasan tertentu, akhirnya nama saya tercetak demikian. Di desa saya tersebut terdapat satu gereja stasi bernama stasi St. Ignasius, yang merupakan salah satu stasi dari daerah reksa pastoral Paroki Kristus Raja Tugumulyo OKI.

Saya merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Markus Suwarno dan Ibu Antonia Mariyati. Dari keluarga yang berasal dari daerah pedesaan itulah bibit panggilan saya mulai tertanam dan akhirnya menumbuhkan panggilan yang saya jalani sampai saat ini. Perjalanan panggilan yang saya alami tidaklah mudah, namun semuanya berjalan meski harus terseok-seok. Dalam perjuangan itu, saya menemukan dan menyadari bahwa Tuhan Yesus yang memanggil saya itu begitu setia mendampingi saya dengan kasihnya. Dari pengalaman itulah, saya mendapatkan sebuah moto “Allah adalah Kasih” (1 Yohanes 4:16).

Di dalam menjalani panggilan ini, mengembangkan atau menghidupi hobi menjadi hal yang penting. Salah satu hobi yang saya miliki adalah mendengarkan musik. Dengan mendengarkan music ini, saya menjadi lebih memiliki gairah, entah dalam bekerja ataupun di dalam merenung. Hobi yang sederhana setidaknya juga memiliki peran tersendiri di dalam menjalankan tugas-tugas saya, terutama tugas diakonat saya yang ada di Paroki Allah Maha Murah dan Panti Asuhan St. Maria Pasang Surut.

Mungkin juga ada yang bertanya mengapa kok saya memilih SCJ dan hidup sebagai salah satu Anggota SCJ. Sebenarnya ketertarikan saya dengan SCJ hanya berawal dari hal yang sangat sederhana, yaitu kalung yang dipakai oleh para romo SCJ. Saya baru menyadari ada kalung semacam itu Ketika saya masuk seminari St. Paulus yang salah satu pengelolanya adalah para biarawan dan imam SCJ. Ketertarikan itu membuat saya berusaha untuk mendapatkan kalung tersebut. Usaha yang saya lakukan adalah dengan membuat sendiri sampai pada meminta kepada romo SCJ yang saya kenal.

Dimulai dari hal sederhana seperti kalung tersebut, saya mulai berusaha mengenal siapa itu SCJ dan bagaimana cara hidup mereka. Hati Kudus Yesus adalah hal kedua yang membuat saya semakin tertarik dengan kongregasi ini. Entah bagaimana, spiritualitas hati ini membuat saya tertarik dan saya secara pribadi merasa cocok dengan kongregasi ini. Karena ketertarikan dan dibarengi dengan discermen, akhirnya saya memasuki kongregasi ini.

Setelah memasuki kongregasi SCJ, saya merasa tidak menyesal atas pilihan dan keputusan saya untuk memilih kongregasi ini. Rasa tersebut saya dasarkan atas pengalaman-pengalaman yang sudah pernah saya alami selama menjadi bagian dari kongregasi SCJ. Hidup berkomunitas, sikap siap sedia, spiritualitas Hati Kudus dan refleksi di dalamnya adalah beberapa hal yang membuat saya makin bersyukur hidup dan ikut ambl bagian di dalam kongregasi SCJ.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*