Panggilan untuk Memilih Setia
Ketika menulis refleksi tentang panggilan ini, saya merasa sungguh bahagia. Mengapa? Setelah sudah sekian lama tidak mengalami liburan lebaran bersama keluarga, kemudian tahun ini berkesempatan mengalaminya. Ada banyak saudara yang mengunjungi kami, maklum karena ibu adalah anak pertama dari keluarga besarnya. Saya memulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri kepada saudara-saudara yang berkunjung. Satu persatu ‘keluarga’ yang mengunjungi pasti memperkenalkan diri dari keluarga siapa dan tinggal di mana. Namun sekali lagi saya harus berusaha selalu untuk mengingat jalinan kekerabatan kami. Hehehe…bahagia karena meski kami keluarga Katolik mereka memilih mengunjungi dan bersilahturami.
Saya bahagia dan bersyukur boleh menanggapi panggilan Tuhan menjadi imam-Nya. Masuk menjadi bagian dari Seminari Menengah St. Vincentius Garum Blitar pada tahun 1996 adalah langkah pertama dalam menjawab panggilan Tuhan, dan menjadi semakin jelas bergabung dengan SCJ. Dari tiga tempat karya yang selama ini dipercayakan kepada saya dan pengalaman berahmat menjadi imam-Nya, saya merenungkan bahwa kita semua dipanggil untuk menjadi saluran belas kasih Allah kepada sesama dan alam semesta.
Panggilan itu mengajak kita untuk senantiasa memperbarui komitmen untuk memilih setia. Memilih berarti membuka dan menaruh hati kita dan hidup di dalam, bersatu dan berjalan dengannya. Memilih setia berarti memilih hidup dalam harapan dan bukannya keluhan. Memilih bertekun dalam iman dalam kesusahan daripada berkubang dalam kelemahan. Memilih merajut persaudaraan di tengah di tengah tawaran kebebasan yang kadang menyeret pada keegoisan. Wanita-wanita di makam Yesus, Petrus, murid yang dikasihi Tuhan dan para rasul yang lain adalah model hidup yang memilih setia pada panggilan Tuhan, sehingga Allah boleh berkarya dalam hidup mereka.
Selamat mensyukuri karunia panggilan bagi kita semua dan mari kita senantiasa setia untuk saling mendoakan.
Berkah Dalem – Rm. FX. Joko Susilo SCJ
Leave a Reply