Tema 10: Hidup dimulai dengan cinta (Life Begins with Love)

Tujuan:

  1. Siswa bisa menyebutkan peristiwa cinta dalam hidup mereka
  2. Siswa bisa menjelaskan bagaiman hidup tanpa cinta
  3. Siswa menjelaskan artinya bahwa mereka hidup didalam cinta

Doa:

Ya Tuhan Yang Maha Cinta, Engkau asal-usul kehidupan. Semua kehidupan berasal dari-Mu. Engkau telah menciptakan segela-galanya, dan segala-galanya ada karena kehendak-Mu, termasuk kehadiran kami di dunia.

Kami mengucapkan syukur atas kasih-Mu yang telah Engkau berikan kepada kami, melalui orang-orang yang mengasihi kami, keluarga kami, sahabat-sahabat kami, para guru dan pendidik kami.

Kami mohon berkat-Mu, agar kami semakin banyak menemukan dan menyadari cinta yang melingkupi kami, sehingga kami mampu bersyukur, mensyukuri hidup kami. Dan jadikanlah kami pembawa kasih-Mu kepada sesama kami. Amin.

Pendalaman:

Pater Dehon mengalami kasih yang membuat Anak Allah yaitu Tuhan Yesus hadir dan hidup di bumi: “Ia mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya / hidup-Nya untuk aku” (bdk. Gal 2,20). “Cinta, kata Pater Dehon, menuntun kepada Yesus, ke Betlehem, ke Nazaret, ke Kalvari. Artinya Cinta Tuhan lah yang membuat Dia berkurban sampai Kalvari (salib).

Kasih-Nya berkobar di dalam Hati-Nya, seperti membara saat mengejar/menyelamatkan jiwa-jiwa. Dia membakar dengan cinta untuk kita” (L. Dehon, Couronnes d’Amour au Sacré-Coeur, Vol. I, hlm. 283-284). Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa Pater Dehon percaya pada cinta seperti yang diungkapkan oleh Santo Yohanes: “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia” (1 Yoh 4:16).

Hidup berawal dari cinta kasih dan hidup hanya bisa berlangsung selama ada cinta kasih. Jadi, cinta kasih adalah syarat utama untuk hidup.

Saat ini kita bisa berkomunikasi dengan teman kelompok kita, berdiskusi, kita masih hidup. Itu tandanya kita masih diberi cinta kasih. Oleh siapa? Jelas, oleh Tuhan dan orang-orang yang hadir di sekitar kita.

Hidup kita bisa berjalan terus karena diberi cinta kasih oleh banyak orang. Coba hitung berapa banyak orang yang sudah terlibat dalam membesarkan, mendidik. mengembangkan dan menjaga hidup kita? Pasti banyak banget! Mulai dari orangtua, guru-guru, kakak-adik, sanak saudara, teman-teman, sampai orang-orang yang mungkin hanya kita jumpai sekali seumur hidup. Mereka semua memberikan cinta kasih kepada kita dengan caranya masing masing. Bahkan, kadang mereka mencintai kita dengan cara yang tidak bisa kita pahami dan mungkin juga dengan cara yang tidak sesuai dengan harapan kita. Tujuan utama dari semua itu adalah supaya kita tetap dapat hidup.

Namun ada sesuatu yang harus kita ingat, yakni Sang Sumber Cinta Kasih itu sendiri. Ya! Siapa lagi kalau bukan Tuhan Allah kita! Dia adalah sumber dari semua cinta kasih yang murni.

Allah adalah Kasih (1 Yoh 4). Dialah yang memberi kita kehidupan. Maka sebenarnya salah satu tanda bahwa Allah mencintai kita adalah Allah memberikan kehidupan bagi kita dan menjaganya. Nafas dan denyut jantung kita adalah bukti paling nyata bahwa kita hidup dan bahwa Tuhan sedang mencintai kita.

Lalu bila kita mati, apakah itu bukti bahwa Tuhan berhenti mencintai kita? Tentu saja bukan begitu maksudnya. Dalam Iman Katolik, kita percaya bahwa ada kehidupan kekal setelah kehidupan duniawi ini usai. Tapi itu nggak akan kita bahas dalam buku ini.

Lalu barangkali kita bertanya: bagaimana dengan nasib anak-anak yang lahir dari korban pemerkosaan? Pasti itu bukan cinta kasih! Itu pemaksaan! Itu kecelakaan! Ya, ada benarnya, namun kita juga harus melihat lebih jauh lagi. Bila anak-anak ini masih bisa bertahan hidup, pastilah ada cinta kasih yang telah menyokong hidupnya meskipun itu bukan dari orangtua kandungnya sendiri.

Tuhan punya banyak cara untuk mencintai kita. Hidup kita tidak semata-mata bergantung pada orang lain. Kita juga bergantung pada alam semesta, pada kehidupan hewan dan terumbuhan. Namun yang lebih penting dan sangat penting untuk diingat adalah bahwa hidup kita selalu bergantung pada cinta kasih Allah, Sang Pencipta. Tidak ada makhluk ciptaan-Nya yang tidak la cintai.

Bisa saja seseorang tidak dicintai oleh sesamanya namun dia tetap dapat hidup bahagia bila ia yakin bahwa Tuhan mencintai dia, apalagi jika ia mampu menyadari cara Tuhan kasih-Nya. yang beraneka ragam dalam memberikan cinta

Jadi, kalau sampai sekarang kita masih hidup, itu tanda bahwa kita telah dan sedang dicintai dan kita tidak perlu ragu-ragu bahwa kita akan terus dicintai.

Pertanyaan Refleksi:

  1. Sebutkan peristiwa dalam hidupmu Ketika kamu merasa dicintai?
  2. Jelaskan apa yang terjadi jika hidupmu tanpa cinta?
  3. Jelaskan apa artinya bahwa hidup kita ada di dalam cinta?

Doa Penutup:

Hati Yesus yang Maha Kudus, terima kasih atas penyertaan-Mu dalam hidupku, juga dalam pelajaranku hari ini. Berkatilah aku agar aku bisa mensyukuri hidupku yang penuh dengan cinta ini.

Semoga aku semakin bisa merasakan kasih-Mu dan menjadikan hidupku penuh kasih dan bisa mengasihi sesamaku dengan tulus. Amin.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*