Totalitas Tanpa Batas

“Hanya melalui pendidikan yang baik, seseorang dapat bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik.”

Belakangan ini pandemi covid-19 memporakporandakan masyarakat di seluruh dunia. Berbagai bidang kehidupan masyarakat dunia turut terdampak, seperti bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, pendidikan dan lain sebagainya. Dampaknya yang begitu luas bahkan turut merasuk ke dalam hidup, tugas dan pelayanan kita sehari-hari.  Sekolah SMA Yos Sudarso Metro turut mengalami betapa besarnya dampak pandemi covid-19 tersebut. Beberapa hari yang lalu (20/08/2021), virus yang terlihat itu telah turut merenggut sosok penting bagi SMA Yos Sudarso Metro. Ia adalah Rm. Markus Tukiman, SCJ, Kepala Sekolah SMA Yos Sudarso Metro.

Di tengah-tengah para pendidik

Dengan semangat “totalitas tanpa batas”, Rm. Markus Tukiman, SCJ mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani sebagai seorang imam Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus yang berkarya dalam bidang pendidikan. Ia mencurahkan seluruh tenaga, pikiran dan hatinya untuk mengembangkan karya pendidikan Sekolah Dehonian. Tanpa mengenal lelah, dari waktu ke waktu, ia memimpikan suatu sekolah swasta Katolik yang mampu menyediakan bantuan pendidikan yang baik bagi anak-anak muda. Perhatian dan cintanya yang begitu besar bagi pendidikan kaum muda juga tampak dalam keceriaan, sukacita yang ia hadirkan dalam setiap tugas dan pelayanannya.

Rm. Markus Tukiman, SCJ sebagai Kepala Sekolah hadir bukan hanya sebagai pemimpin, melainkan juga sebagai sahabat bagi banyak orang, sahabat bagi para guru dan karyawan, serta sahabat bagi anak didik. Dalam seluruh pembawaannya, ia selalu memancarkan sukacita dan harapan untuk menjadi lebih baik. Ia mampu mengenali masing-masing pribadi orang-orang di sekitar karya pelayanannya dan mampu merangkul mereka semua untuk bergerak maju mengembangkan pendidikan kaum muda. Ia juga selalu berusaha untuk mendorong dan mengembangkan kekayaan, potensi masing-masing pribadi agar dapat disumbangkan bagi banyak orang.

Selalu Total melayani

Sampai akhir hidupnya, ia tetap menghayati semangat totalitas tanpa batas tersebut. Bahkan, dalam sakitnya pun ia tetap membawa tugas-tugas sekolah agar dapat diselesaikannya. Tanggung jawab dan dedikasi yang begitu besar itu mulai menumbuhkan benih-benih yang baik. Sekolah mulai dapat bertumbuh dan berkembang. Bahkan, sekolah juga mulai mampu bersaing baik dengan sekolah negeri maupun swasta di sekitar.

Impian besar itu mulai menjadi kenyataan. Akan tetapi, waktu berjalan lebih cepat. Belum sempat memetik buahnya, ia sudah kembali untuk menghadap Sang Pencipta. Ia secara penuh, total mendedikasikan hidup, karya dan pelayanannya sampai akhir bagi pendidikan kaum muda. Ia tidak ingin adanya anak muda yang tidak dapat sekolah, apalagi anak itu adalah anak Katolik. Ia juga pernah mengungkapkan bahwa, “Hanya melalui pendidikan yang baik, seseorang dapat bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik.”

Teman satu angkatan yang merasa kehilangan: Rm. Suradi, Rm. Antoro, Rm. Sugiarto, dan Rm. marino. (minus Rm. Kedang dan Rm Susilo)

Selamat jalan Romo. Damai abadi di surga.

Terimakasih banyak atas semua yang engkau berikan dan teladankan bagi kami semua.

Penulis: Fr. Fransiskus Edi Setiawan SCJ

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*