“Servite Domino In Laetitia” – Tahbisan Imam Dehonian

Melayani Tuhan dengan sukacita, demikian motto tahbisan yang dipilih oleh Imam dan Diakon yang telah menerima Tahbisan 20 Agustus 2019 yang lalu di Gereja St. Yosep Pringsewu. Nampak wajah-wajah sukacita dari 10 Imam Dehonian baru dan 1 Diakon dari Keuskupan Tanjung Karang. Motto ini menjadi semangat dan daya dorong kegembalaan mereka sebagai imam. Tahbisan Imam dan diakon ini diberikan oleh Uskup Tanjungkarang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono.

Dalam Khotbahnya, Bapa Uskup Tanjungkarang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono, mengatakan bahwa Bapa Suci Fransikus mengajak kita untuk hidup dalam bersukacita bukan dalam dukacita dalam berbagai situasi hidup. Kegembiaraan akan membawa ke dalam kekudusan. Dalam pergaulan dengan sesama kita juga harus menampakkan sukacita, orang yang selalu gembira dalam hidupnya akan selalu mengusahakan persaudaraan sejati, orang yang gembira akan sehat, bukan hanya sehat jasmani, namun juga rohani. Kegembiaraan juga menjadi ciri khas Yesus. Apapun yang Yesus sentuh selalu menjadi baru.  (bdk. Christus Vivit). Dimana ada Religius di situ ada sukacita. Belajar dari anak kecil yang menyerahkan bekalnya kepada Yesus sehingga Yesus mengubah menjadi berlimpah. Suka cita mengubah kita untuk saling berbagi dan solider kepada orang lain. Mgr. Harun juga mengajak umat untuk tidak takut untuk hidup suci dan memberitakan injil seperti pesan yang dikatakan dalam Gaudete et exultate dan Chritus Vivit.

Imam dan diakon baru yang ditahbisakan ini adalah:

  1. Rm. Hubertus Andry Kurniawan SCJ
  2. Rm. Hieronymus Indra Sepriandika SCJ
  3. Rm. Antonius Edi Prasetyo SCJ
  4. Rm. Florentinus Suryanto SCJ
  5. Rm. Leo Adi Widiangga SCJ
  6. Rm. Ignatius Trisna Setiadi SCJ
  7. Rm. Bernardus Chandra Wahyudi SCJ
  8. Rm. Andreas Wihargiyanto SCJ
  9. Rm. Paulus Dito Rahmadi SCJ
  10. Rm. Alexander David Buntoro SCJ
  11. Diakon Fransiskus Arisyanto (Keuskupan Tanjungkarang)

Rm. Edi Prasetyo SCJ dalam sambutannya mengatakan, “Dadi Imam itu klakone kanthi laku. Menjadi imam bukan ketika ditahbiskan tetapi menjadi imam tetapi menjadi imam adalah proses menjadi yang terus menerus, proses menjadi imam sehingga bertemu dengan Sang Imam Agung Yesus Kristus.” Mereka seumpama lima roti dan dua ikan yang dipersembahkan kepada Yesus untuk menjalani proses “menjadi imam”. Mereka rela untuk dipilih, diambil, dipecah-pecah, serta dibagikan kepada orang lain sehingga menjadi berkelimpahan bagi umat dan sesama. Untuk itu mereka rela meyani Tuhan dengan sukacita.

 

Sementara Pater Provinsial SCJ Indenesia memberi pesan kepada Imam baru agar mereka senantiasa Mencintai dengan hati dan melayani dengan sukacita serta agar mereka menjadi Imam yang taat. Pertama-tama taat kepada Pimpinan, taat kepada Kesepakatan, taat kepada asas (hukum) dan taat kepada hati nurani.

Akhirnya semua mengalami sukacita dan dan penuh rasa syukur, khususnya umat yang hadir – sekitar 6000 orang – yang memenuhi tidak hanya gedung gereja namun juga di halaman sekitar gereja. Juga kehadiran para Imam dari berbagai daerah bahkan dari beberapa negara (India, Vietnam, Jerman, Philipina, dan China). Jumlah imam yang hadir sekitar 180 Imam yang memberi dukungan bagi para imam baru. Sungguh peristiwa yang luarbiasa dan diselenggarakan dengan baik dan lancar berkat kerjasama yang baik para panitia yang dikoordinir oleh Romo Paroki Pringsewu, RD. Laurensius Pratomo.

Semoga Peristiwa penuh syukur ini, menjadi inspirasi, semangat, dan berkat bagi siapa saja yang hadir dan menyaksikan sehingga dengan penuh suka cita melayani dan mencintai Tuhan dalam diri sesama, serta banyak anak muda terpanggil menjadi imam dan biarawan-biarawati. Amin.

 

Foto-foto tahbisan bisa Anda lihat di sini

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*