“The gift of the unexpected” – Kotbah Pater Provinsial SCJ Indonesia dalam rangka Pelantian Rektor Skolastikat SCJ

Maria tentu tidak menduga bahwa ia akan mengalami rentetan peristiwa sebagaimana dikisahkan dalam Injil. Kita memang tidak tahu persis bagaimana kehidupan harian Maria. Sebagai gadis muda pada jaman itu kiranya ia juga mengerjakan hal-hal yang lazim dilakukan gadis-gadis jaman itu. Yang membuatnya berbeda adalah bahwa ia mendapat kunjungan malaikat. Tidak banyak orang yang bisa bertemu dengan malaikat. Tidak diceritakan dimana dan jam berapa pertemuan itu terjadi. Kiranya Maria adalah gadis yang religius tetapi tentu tidak menduga bahwa dirinya akan mendapat kunjungan Malaikat.

          Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa Malaikat itu seolah tidak berbasa basi dan langsung menyampaikan kepada Maria apa yang akan terjadi padanya: mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan anak yang harus diberi nama Yesus. Maria memang sempat bertanya-tanya dalam hati dan menyampaikan keheranannya pada Malaikat. Dan sebagaimana dikisahkan dalam Injil Maria dengan cepat menjawab: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.”

Maria Menerima kabar sukacita

          Apa yang dialami Maria sungguh-sungguh peristiwa yang tak terduga sama sekali. Kita hidup di jaman yang bisa dikatakan predictable. Banyak hal dalam hidup ini kita siapkan dan rencanakan dengan baik dan matang sehingga hasilnya sering kali sudah bisa kita duga. Kita sudah biasa mempunyai plan A, plan B, C, D, dan seterusnya. Dengan cara itu kita menjalani hidup mengalir, seperti aliran air di sungai. Bisa jadi ada riak sana sini tetapi hasilnya sudah pasti: sampai ke laut. Hidup yang teratur, terarah, terprogram tentu saja memberi banyak keuntuangan. Salah satunya tentu membuat hidup kita lebih mudah dan bisa lebih optimis. Di lain pihak cara hidup seperti itu bisa membuat kita kurang siap pada hal-hal yang tak terduga yang bisa saja terjadi dalam kehidupan kita, pada perubahan-perubahan yang bisa sangat cepat dan tiba-tiba.

          Maria mengajari kita untuk membuka diri dan berani menerima sesuatu yang tidak terduga-duga dan oleh karenanya ia juga menerima berkat yang tak terduga. Dalam Gereja ia mendapat gelar sebagai Bunda Allah, yang terkandung tanpa dosa, yang diangkat ke sorga dengan jiwa dan raga. Setiap hari namanya disebut dengan penuh hormat oleh jutaan umat manusia. Itulah berkat tak terduga yang diterima Maria.  The gift of the unexpected. Peristiwa yang tak terduga sering kali juga membawa berkat yang tidak terduga. Dalam kehidupan sekarang pun banyak contoh bisa kita temukan.

Rm. Vin dan Rm. Kusmaryadi telah menerima “The gift of the unexpected”dari Allah

          Tentu saja peritiwa yang tak terduga juga memberikan tantangan dan kesulitan tersendiri. Maria pasti harus menyampaikan apa yang dialaminya itu dengan orang tuanya dan dengan Yusup, calon suaminya. Pastilah menyampaikan pengalaman seperti itu bukanlah perkara yang gampang. Dan Maria harus menjalani semua itu sendirian karena seperti dikatakan dalam Injil sang Malaikat lalu meninggalkan Maria. Malaikat itu tidak bisa dipanggil lagi untuk membantu menjelaskan peristiwa itu kepada kedua orang tuanya. Syukurlah ada Malaikat yang menemui Yusup dan memberi penjelasan padanya. Maria menghadapi peristiwa itu sendirian dan hanya mengandalkan kepercayaannya pada Allah.

          Kita tahu Maria adalah pejuang yang tangguh. Kadang kala ia memilih diam dan menyimpan semua perkara dalam hatinya. Apa yang dilakukan Maria ini adalah ungkapan imam yang mendalam sekaligus tanda kematangan dalam hidupnya. Tidak semua masalah harus diudal-udal,  diceritakan kemana-mana, diekspos ke ruang publik lewat media sosial. Ada banyak perkara dan maslaah dalam kehidupan ini yang justru harus diendapkan dan dibawa masuk dalam keheningan. Menyimpan perkara dalam hati harus dipahami sebagai cara untuk mengolah masalah dalam kesendirian, dalam keheningan, dan dalam dialog yang intens dengan yang Illahi.

          Dengan masuk dalam keheningan dan aktif berdialog dengan Allah kiranya kita akan lebih mudah untuk menemukan berkat-berkat tak terduga yang diberikan Allah pada kita lewat berbagai peristiwa hidup kita, termasuk peristiwa tak terduga, peristiwa yang sepintas kilas menimbulkan kerugian atau mempersulit kehidupan kita.

Janganlah kalian takut! Bukalah pintu hatimu lebar-lebar bagi Kristus

          Dalam homili pertamanya sebagai Paus Santo Yohanes Paulus II mengatakan: “Non abbiate paura. Aprite, anzi spalancate le porte al Cristo” (Janganlah kalian takut! Bukalah pintu hatimu lebar-lebar bagi Kristus). Jangan takut menjalani kehidupan ini, jangan takut mengerjakan tugas-tugas yang berat dan menantang seperti bunda Maria yang juga tidak takut-takut, jangan takut dengan hal-hal yang tak terduga dalam kehidupan ini karena selalu ada berkat tersembunyi, berkat tak terduga, selalu tersedia the gift of the unexpected. Non abbiate paura. Aprite, anzi spalancate le porte al Cristo.

Yogyakarta, 20 Desember 2019

P. Titus Waris Widodo SCJ

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*