Pater Leo Yohanes Dehon, Pendiri SCJ lahir pada 14 Maret 1843 di La Capelle, Aisne, Prancis Utara. Tahun ini, 2022, para Imam-Bruder-Frater SCJ (atau dikenal dengan para Dehonian) memperingatinya ke 179 tahun. Bagaimana memaknainya di masa yang tak mudah ini ? Belum selesai dunia menyembuhkan diri dari Virus Corona yang terus melahirkan varian, kini dunia juga sedang prihatin terhadap situasi dunia yang cukup memanas akibat konflik berdarah Rusia-Ukraina. SCJ juga berkarya di Ukraina, mereka berjuang untuk bertahan dan tidak mau mengungsi untuk tetap hadir dalam suka duka bersama umat yang dilayani.
Kesempatan peringatan 179 tahun kelahiran Pater Dehon tahun ini dimaknai dalam wujud solidaritas. Solider terhadap para korban perang Rusia-Ukraina dan juga para Dehonian yang berkarya di daerah konflik, melalui wujud doa, tapi juga aksi langsung dalam pengumpulan dana solidaritas. Aksi ini diikuti oleh semua konfrater wilayah Palembang dan mengajak umat entah secara online ataupun offline.
SCJ wilayah Palembang dengan Ijin Bapa Uskup Keuskupan Agung Palembang dan juga Pater Provinsial, mengadakan Ekaristi Solidaritas sebagai dukungan rohani untuk para korban perang Rusia-Ukraina. Perayaan Ekaristi tersebut diadakan di Paroki Hati Kudus, Senin, 14 Maret 2022, pukul 18.00 Wib dipimpin oleh Rm Agustinus Riyanto SCJ. Perayaan Ekaristi ini mengundang kelompok Dehonian Awam, dan juga seluruh umat, entah yang bisa hadir secara online ataupun offline. Kemudian, seluruh kolekte yang terkumpul akan dikirimkan untuk membantu para konfrater yang bertugas di Ukraina. Doa dan dana yang disatukan harapannya dapat menjadi wujud solider yang menguatkan umat dan konfrater di sana, namun di sisi lain menjadi pembelajaran perwujudan iman bagi umat di sini.
Kepada kelompok Dehonian Awam – yang tergabung dalam Dehonian Family wilayah Palembang – yang menghidupi spiritualitas pater Dehon, Pater Superior SCJ Wilayah Palembang, Rm Agus Setioaji, SCJ mengadakan pertemuan penyegaran dan memberikan siraman rohani. Para anggota Dehonian awam – di masa pandemi yang memang tak mudah ini – diharapkan tetap memiliki semangat pelayanan di Gereja masing-masing, memiliki jiwa yang solider, dan saling mendukung satu sama lain. Kegembiraan juga ditandai dengan pemotongan tumpeng hari jadi Pater Dehon sebagai wujud satu hati dan kebersamaan.
Di tempat yang sama pada hari Selasa, 15 Maret 2022, di Paroki Hati Kudus, paroki yang cukup bersejarah untuk SCJ ini, semua SCJ seluruh Palembang berkumpul untuk mengadakan rekoleksi bersama. Rekoleksi di mulai pukul 09.00 Wib dan dipuncaki dengan Perayaan Ekaristi. Rekoleksi diberikan oleh Rm Agustinus Riyanto SCJ dengan tema “Kita Dehonian: Menegaskan Langkah dan Jati Diri”.
Dalam rekoleksi ini, Rm. Riyan ingin menegaskan landasan roh yang harus menjiwai seluruh gerak para dehonian dalam aktivitas dan karyanya. Rekoleksi ini menjadi kesempatan bersama, seluruh dehonian yang bertugas di area Palembang untuk berefleksi sambil instropeksi diri atas karya yang telah dijalani. Di awal rekoleksi Rm Riyan bertanya, “Apakah sungguh seluruh keaktifan diri bergerak dengan dasar roh yang sama, dari permenungan terhadap semangat pater dehon ? Sejauh ini, adakah kontradiksi antara perilaku dan spiritualitas yang telah tertanam ?” Dasar keaktifan para dehonian harapannya memang mengalir dari kontemplasi terhadap semangat bapa pendiri. Roh itu menumbuhkan komitmen sosial dan akhirnya terwujud dalam kepedulian sosial.
Rm. Riyan mengajak seluruh dehonian SCJ yang hadir untuk bersama-sama, sesuai perannya mensintesiskan nilai spiritualitas yang diketahui dalam apa yang dipraktekkan dalam hidup, entah dalam komunitas tapi juga dalam karya di tengah umat atau masyarakat. Namun, tidak berhenti di situ. Sesuatu yang baik, seperti kepedulian sosial kita, hendaknya mendorong orang lain juga untuk ikut peduli. Maka, menjadi tantangan untuk membangun jaringan kolaborasi, agar apa yang dibuat menjadi tindakan bersama. Bukan hanya oleh anggota SCJ tapi juga umat yang dilayani.
Tak mudah membangun perhatian sosial menjadi sebuah gerakan bersama. Kemanusiaan kita terkadang membuat spirit dehonian yang diketahui, dipahami, tidak serta merta mudah dipraktekan dan dijalankan. Rm Riyan menegaskan hal ini agar menjadi refleksi bersama. Menyaksikan konfrater yang berjuang menghidupi spirit dehonian, kita perlu mensupportnya, bukan sebaliknya membuatnya berat melangkah. Hal inilah yang seharusnya terjadi apabila hidup berkomunitas sungguh dihidupi, karena sejatinya akan melahirkan komunitas sosial.
Rm Riyan juga menyinggung tentang Media Sosial yang saat ini tak dapat diingkari sangat membantu pewartaan. Sambil mengapresiasi para konfrater yang cukup baik memamfaatkannya, diingatkan pula bahaya pewartaan yang berpusat pada diri sendiri, demi popularitas. Hal ini tidak akan sampai pada tujuannya, yakni untuk animasi, edukasi dan menyuarakan perubahan yang sesuai semangat antropologi baru, misalnya “fratelli tuti. Bagaimana sejauh ini, media sosial mendapat perhatian ?
Akhirnya sebagai pribadi yang mengikuti pater dehon, semua konfrater diminta Rm Riyan untuk bertanya diri, “Sejauh ini, spiritualitas pater dehon macam apa yang telah ditampilkan dalam hidup sebagai dehonian ?, Sudahkah cukup memberi diri dalam pastisipasi mewujudkan komunitas dehonian yang dikehendaki pater dehon ? dan hal apa yang perlu dibenahi agar pantas menyebut diri dehonian ?”
Setelah menyatukan doa, dukungan, dan harapan dalam perayaan Ekaristi bersama, kegiatan peringatan 179 tahun SCJ ditutup dengan makan bersama dan sayonara. Kebersamaan kali ini, walau dengan prokes dan keprihatinan akan situasi perat di sudut dunia lain, tetap bagi SCJ Wilayah Palembang menjadi saat saling menguatkan, berdoa bersama, atau sekedar mendengar cerita, namun juga refleksi dan instropeksi diri bersama.
by Fr. C. Maruli Widyan Raswata SCJ (TOPPer Paroki Hati Kudus Yesus Palembang)
Leave a Reply