Rabu 17 sd Jumat 19 Juni 2020, SCJ komunitas Wilayah Riau Daratan yakni Paroki Hati Kudus Yesus, Pangkalan Kerinci, Paroki St. Yohanes Pembaptis, Perawang, dan Paroki St. Petrus Rasul, Kotak Batak mengadakan Triduum Hati Kudus Yesus bertempat di Paroki Hati Kudus Yesus, Pangkalan Kerinci. Triduum yang diberikan oleh Rm. L.A.S. Gunawan SCJ ini mengambil tema “Yesus Sang Adorator Sejati”. Tema tersebut dibahas dengan mengangkat Yesus Sang Adorator yang menyatakan dirinya sebagai “pelaku kehendak Allah”. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan dalam pengajaranNya, penderitaanNya, dan sebagai Imam Agung (Ibrani 9:10).
7 konfrater yang terdiri dari 1 Bruder dan 6 Imam ini diajak pula oleh Rm. Leo SCJ untuk merenungkan Maria Sang Adoratris. Magnificat yang merupakan kidung Maria menggambarkan “sikap adoratifnya”. Dalam Magnificat, Maria menempatkan Allah sebagai pribadi pujiannya. Hal ini dinyatakan pada bagian awal Magnificat: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juru selamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia “ (Luk 1:46-48).
Triduum yang diadakan dengan 2 kali konfrensi setiap harinya, dan diadakan Ekaristi dengan Adorasi pada sore hari ini, juga memperdalam tema Adorasi. Para Imam dan Bruder memperdalam tentang Hakikat Adorasi. Elemen Adorasi yang dijelaskan berdasarkan Rudolf Otto sebagai “getaran roh manusia” dalam empat elemen “emosi religious” yakni elemen tremendum, elemen kekaguman, elemen energy dan elemen facinosum yang dirangkumnya dalam ungkapan myesterium teremendum. Rm. Leo SCJ juga menjelaskan tentang karakter pribadi Adoratif yang berdasarkan pengalaman rohani yaitu pribadi adoratif mengalami proses keterbukaan dalam hidupnya; mengalami pergulatan iman; berada dalam proses hidup dan perubahan.
Sub tema yang terakhir adalah kasih dasar sikap adoratif yang dikupas dalam penjelasan berdasarkan St. Yohanes Penginjil dan Leo Dehon; bapa pendiri. Trilogi pengalaman Pater Dehon adalah pertama, kasih yang diterima dimana hidup sebagai anugerah dan manusia diciptakan karena rencana Allah. Kedua, kasih yang ditolak dimana akarnya adalah sikap kurang percaya, hal tersebut menjadi benih penolakan. Ketiga, kasih yang dibalas. Adorasi bukan sekadar devosi tetapi merupakan balasan terhadap kasih yang ditolak.
Para konfrater yang mengikuti triduum juga berbagi kisah bagaimana menghayati hidup panggilan dan juga menjadi pribadi yang adoratif. Pengalaman yang dibagikan bersama menjadi kekayaan untuk semakin saling mengenal satu dengan yang lainnya. Triduum Hati Kudus ditutup dengan Adorasi dan ibadat siang bersama yang dipimpin oleh Rm.FX. Herru Atmaja SCJ. Pembaruan janji dilaksanakan di paroki masing-masing bersama dengan umat pada Jumat 19 Juni 2020 sore hari.
reporter: Rm. Ig. Trisna Setiadi SCJ
Leave a Reply