Ilmu Menulis untuk Para Pemuda Dehonian

Tengah hari, Kamis, 25 Februari 2021, komunitas Postulat-Novisiat SCJ Santo Yohanes Gisting kedatangan tamu istimewa. Istimewanya tamu ini bukan saja karena gelar Master Komunikasi Sosial dari Universitas Gregoriana Roma yang disandangnya, tetapi juga karena kesediaanya datang di tengah kesibukannya sebagai direktur Penerbit dan Toko Rohani Rumah Dehonian milik Kongregasi SCJ. Beliau seorang pastor dehonian alias romo SCJ yang sudah banyak kali menerbitkan buku, satu diantaranya berjudul, ‘Hidup itu Singkat, Pikniklah.’ Buku ini menjadi refrensinya memberi pembekalan jurnalistik kepada para frater-bruder postulan dan novis SCJ di Gisting. Nama romo SCJ ini, Romo Elis Handoko SCJ. Sapaannya Romo Elis.

Rm. Elis Handoko SCJ Deriktur Rumah Dehonian

Datang dengan mobil milik Rumah Dehonian, Romo Elis memberi pembekalan jurnalistik kepada para postulan dan novis selama tiga hari, Kamis (25/2) – Sabtu (27/2). Pembekalannya dimulai pada hari Kamis, 25 Februari 2021 pukul 17.00. Sebagai wakil dari komunitas, Romo Yohanes Ngatijan, SCJ memberi sambutan singkat sekaligus menyerahkan para frater untuk dibina selama tiga hari ke depan. “Pembekalan jurnalistik ini akan sangat berguna bagi para postulan dan novis selama berformatio di postulat-novisiat dan juga tahap selanjutnya di seminari tinggi,” demikian kurang lebih sepenggal ungkapan dari sambutan romo magister novis ini. Pembekalan jurnalistik ini memang sudah jadi program dua tahunan komunitas. Tujuannya untuk membekali para frater dan bruder agar semakin lihai dan pandai menulis. Tujuan lain sebagai persiapan para frater melanjutkan studi di seminari tinggi, yang tidak akan lepas dari persoalan tulis-menulis.

Ruang kelas kurang lebih 12 x 5 m panjang dan lebarnya menjadi tempat selama pembekalan jurnalistik bagi para frater dan bruder ini. Perjumpaan selama tiga hari itu terbagi ke dalam 8 pertemuan, 2 sesi pembuka dan 6 sesi lainnya. Hari pertama, pukul 17.00-18.15 disambung pukul 19.45-21.00 adalah sesi pembuka. Pada sesi pembuka Romo Elis mengajak para frater dan bruder menemukan prinsip-prinsip jurnalistik secara mandiri dari model tulisan di buku Romo Elis, “Hidup Itu Singkat, Pikniklah”. Sesi pembuka dikemas dengan metode sharing kelompok. “Menulis yang baik itu sederhana bahasanya namun mendalam maknanya,” begitu salah satu pemahaman prinsip jurnalistik dari frater dan bruder yang diiyakan Romo Elis.

Hari kedua, sesi dilaksanakan pada pukul 08.00-09.30, 10.00-11.45, 17.00-17.45, dan 19.30-21.00. Metode pembekalan yang digunakan adalah diskusi tanya-jawab, yang didahului dengan pemaparan oleh Romo Elis. Romo Elis memaparkan pengertian jurnalisme hingga pemahaman tentang bentuk tulisan news dan feature atau gabungan dari keduanya. News, feature, dan news-feature adalah bentuk tulisan yang dikemas dengan gaya jurnalistik.

Hari ketiga,  sesi pertama dimulai pada pukul 08.00 di kelompok masing-masing. Ada yang berkumpul di gazebo (semacam gubuk), di halaman, di ruang tamu, di perpustakaan, dan di ruang baca, yang pasti masih di kompleks komunitas. Di dalam kelompok tersebut, para frater dan bruder saling mengoreksi renungan yang sudah dibuat sebelumnya. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan pada sesi kedua, pukul 10.00. Pada sesi kedua, Romo Elis mengkritiki satu renungan dari masing-masing kelompok. Setelah itu ia menambahkan materi tentang spirit menulis dan refleksi. “God walks in the silence of you,” itu bunyi spirit menulis yang dibagikan oleh Romo Elis. Di dalam keheningan ketika menulis, ia menyadari bahwa Tuhan berjalan, datang, di dalam dia. Dengan terinspirasi dari seorang tokoh bernama Anselm Grun, Romo Elis mengatakan pula kepada para frater dan bruder, “Spiritualitas bukan suatu yang terpisah dan jauh dari dunia tetapi memberi efek konkret pada hidup setiap orang.” Ternyata, di dalam proses menulis seseorang juga bisa menemukan Tuhan dan makna hidupnya.

Pater Magister (Rm. Y. Ngatijan SCJ) memberikan kenang-kenangan kepada Rm. Elis handoko SCJ

Sesi kedua, di hari ketiga, berakhir pukul 11.45. Itu juga mengakhiri pembekalan jurnalistik para frater dan bruder selama tiga hari. Sebagai kenang-kenangan, para frater dan bruder bersama Romo Elis berfoto bersama. Lalu perjumpaan para frater dan bruder dengan Romo Elis ditutup dengan ibadat dan makan siang bersama. Sebelum kembali lagi ke tempat karyanya di Palembang, Romo Elis menerima kenang-kenangan dari komunitas yang diberikan oleh romo magister. Good Bye, Romo!

Fransiskus Frendy Styawann (Postulan SCJ)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*