Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam

Kotbah Pater Provinsia; SCJ Indonesia dalam Perayaan Ekaristi Hari Raya Hati Kudus

Peristiwa lambung tertikam sebagaimana diceritakan dalam Injil Yohanes sebenarnya adalah peristiwa biasa yang kadang terjadi dalam peristiwa penyaliban. Kadang tidak diketahui dengan pasti apakah orang yang disalibkan itu sudah meninggal atau masih hidup. Untuk memastikannya tidak jarang orang yang disalib itu ditusuk sehingga kena jantungnya dan dengan demikian pasti akan mati. Dan persis itulah yang dilakukan seorang serdadu pada Yesus. Ia menikam Yesus untuk memastikan bahwa Yesus sudah mati. Namun demikian perlu dicatat bahwa kematian Yesus itu tidak disebabkan oleh tikaman tombak. Yesus sudah mati sebelum lambung-Nya ditikam (lih. Yoh. 19: 30).

Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Mgr. Al. Sudarso SCJ, Uskup Agung Keungkupan Agung Palembang.

Sebagaimana dikisahkan dalam Injil peristiwa penikaman itu bukan sekedar peristiwa biasa karena justru menjadi penggenapan nubuat nabi Zakaria: “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam (lih. Zak. 12: 10). Walaupun biasa terjadi apa yang dilakukan serdadu tersebut tampaknya menyentak mereka yang hadir dalam peristiwa mengerikan itu. Semua mata tertuju pada Yesus. Para serdadu menarik kesimpulan bahwa Yesus sudah mati dan dengan demikian selesailah tugas mereka. Para pemuka agama yang bersengkokol untuk membunuh Yesus bisa jadi merasa puas dan semakin yakin bahwa Yesus bukan Mesias karena Ia mati seperti kedua penyamun yang disalibkan bersama Yesus. Mereka semua memandang Yesus dan yang mereka lihat adalah Yesus yang sudah mati.

Mereka yang percaya pada Yesus melihat peristiwa itu secara berbeda. Tentu mereka juga melihat Yesus yang sudah mati namun demikian ada hal lain yang mereka lihat. Mereka melihat lambung Yesus yang terbuka. Dan dari lambung yang terbuka itu mereka melihat Hati Yesus, bukan hati fisik tetapi hati Illahi yang memancarkan kasih agung. Kematian Yesus di kayu salib menyingkapkan kasih Allah yang melampaui batas kepada manusia yang berdosa. Inilah kasih seorang yang merelakan nyawanya untuk sahabatnya (lih. Yoh. 15: 13).

Mereka yang percaya juga melihat darah dan air yang mengalir dari lambung Yesus. Tidak aneh bahwasannya orang yang sudah mati masih mengalirkan darah dan air. Secara biologis bisa diterangkan bahwa ketika orang mengalami penyiksaan yang luar biasa, dalam lambungnya bisa terkumpul banyak cairan. Orang yang belum lama meninggal darahnya masih bisa keluar dari tubuhnya. Mereka yang tidak percaya tentu menganggap hal itu sebagai peristiwa biasa yang tanpa makna. Bagi yang percaya darah dan air itu menjadi lambang dan tanda yang luar biasa.

Dalam Kitab Suci “darah” merupakan pembawa kehidupan, penyalur hidup (Im 17:11.14). Darah itu milik Allah, Sang Sumber hidup. Darah yang keluar adalah tanda fisik bahwa Yesus sudah mati dan itu menjadi simbol dari keseluruhan hidup Yesus. Dengan menumpahkan darah-Nya Ia menyerahkan seluruh hidup-Nya pada kehendak Bapa. Kematian Yesus bukanlah kematian yang sia-sia. Ini adalah kematian dalam rangka melaksanakan kehendak Bapa dan oleh karenanya menjadi persembahan diri Yesus secara total.

Namun dengan cara itu juga Yesus memberikan hidup-Nya kepada manusia. Dari sisi manusia apa yang diberikan Yesus itu menjadi korban yang menyelamatkan, menjadi penebusan atas dosa manusia.

Air lambang pengudusan, hidup baru dalam Roh. Dengan mengalirkan air dari lambung-Nya Yesus menyucikan manusia dan sekaligus memberikan Roh-Nya sendiri. Roh itu membuat manusia memiliki hidup Yesus dan dengan demikian memungkinkan dirinya menjadi anak Allah yang taat dan setia.

Memandang kepada Dia yang mereka tikam berarti memusatkan diri pada Yesus dan berusaha untuk memasuki Hati-Nya sehingga sungguh memahami betapa luas dan dalamnya kasih Allah.

Dan dengan mendekatkan diri pada Dia yang lambungnya tertikam umat beriman dapat tersiram oleh darah dan air yang “memuncrat” dari lambung yang terbuka itu. Dengan cara itu umat beriman menjadi bagian dari rencana penyelamatan Allah, mendapatkan rahmat penebusan Yesus, dan menerima Roh Kudus yang menyucikan dan memberi kehidupan baru.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*