DEDIKASI ALTAR, PEMBERKATAN TAMAN PRASASTI 100 TAHUN SCJ INDONESIA, DAN PATUNG SANTO YOHANES RASUL-PENULIS INJIL

Hari Jumat, 22 September 2023 Postulat-Novisiat SCJ Santo Yohanes, Gisting tampak berbeda. Menjelang pukul 17.00 banyak tamu berdatangan. Pada hari tersebut diadakan Perayaan Ekaristi Dedikasi Altar Kapel Postulat-Novisiat sekaligus pemberkatan Taman Prasasti 100 Tahun SCJ Indonesia serta Patung Santo Yohanes Rasul-Penulis Injil. Perayaan ini dipimpin secara konselebrasi oleh Yang Mulia Bapak Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo, R.P. Yohanes Rasul Susanto, SCJ, dan R.P. Yohanes Antonius Marsudi Fridho Mulya, SCJ (Pastor Paroki Santo Pius X, Gisting). Pada kesempatan ini hadir pula Sekretaris Keuskupan Tanjungkarang R.D. Kornelius Anjarsi, para konfrater dari Biara Gembala Baik (R.P. Alexander Miskat Simlaga Jaya, SCJ dan Br. Petrus Susanto, SCJ), R.P. Julianus Sukamto, SCJ (Telukbetung), R.P. Yustinus Eko Yuniarto, SCJ (RR La Verna), para suster FSGM, baik dari Pringsewu maupun Biara Maria Fatima, Gisting, para karyawan, serta keluarga SCJ Gisting. Tentu saja RP. Yohanes Ngatian, SCJ dan R.P. Gregorius Jenli Imawan, SCJ juga turut serta.

Acara dimulai di halaman depan. Upacara diawali dengan pemberkatan Taman Prasasti 100 Tahun SCJ Indonesia dan Patung Santo Yohanes Rasul-Penulis Injil. Di dalam teks doa diharapkan semua saja yang berdoa bersama Santo Yohanes semakin menyadari kasih Allah, mencintai Hati Kudus Yesus, dan mempersembahkan diri kepada Tuhan. Bapak Uskup mendupai lalu mereciki kompleks taman. Ketika sudah diberkati, seraya paduan suara menyanyikan lagu “Mari Masuk Rumah Tuhan”, seluruh umat beserta para konselebran berarak bersama menuju kapel.

Altar kapel bersih tanpa apa-apa seperti upacara Jumat Agung. Ritus Dedikasi dimulai setelah Syahadat. Sebelumnya, dalam homili, Mgr. Avien (demikian sapaan akrab beliau) mengajak umat untuk menyadari pusat dunia Pusat tersebut ialah Kebenaran, yaitu Kristus. Orang hanya dapat diselamatkan bila sudah bertemu dengan-Nya. Pertemuan dapat terjadi lewat Perayaan Ekaristi, yang di dalamnya orang dapat bersatu dengan Kristus lewat komuni. Inilah bukti kasih Allah. Dia yang adalah Kasih rela mengutus Putra-Nya yang tunggal supaya dapat berjumpa dengan manusia dan manusia dapat mengalami keselamatan. Sang gembala keuskupan yang baru ditahbiskan awal Mei kemarin juga mengatakan bahwa tidak perlu menghitung berapa kali Allah menyelamatkan karena Dia selalu menyelamatkan. Beliau juga berpesan kepada para postulan dan novis untuk mengikuti segala proses formatio dengan penuh sukacita meskipun mengandung konsekuensi banyak tantangan.

Ritus diawali dengan Litani Para Kudus. Setelah itu, Bapak Uskup sembari merentangkan tangan mengucapkan doa dedikasi. Di dalamnya tertuang permohonan agar altar kapel menjadi tempat kurban Kristus, santapan Ilahi yang menyegarkan umat, tempat umat meletakkan kecemasan dan beban hidup dalam Tuhan, serta sumber persatuan dan kerukunan. Kemudian altar diurapi dengan minyak Krisma dan diolesi pemukaannya.  Setelah pengurapan, altar didupai dan seluruh umat serta dinding kapel didupai. Perecikan umat dan altar dilakukan saat ritus tobat (cara 4).  Setelah didupai, barulah altar dilap dan dipasang taplak, lilin, dan salib. Hiasan bunga di sekitarnya baru diletakkan. Kemudian, ada ritus penyalaan lilin altar dan lilin-lilin di sektiarnya (patung Hati Kudus dan Maria). Sesudah lilin menyala, perayaan Ekaristi dilanjutkan seperti biasa.

Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah di refter postulat dan halaman depan. Suasana keakraban memenuhi seluruh hadirin. Beberapa frater bermain musik dan menyanyi mengiringi acara makan malam. Pada kesempatan ini Rm. Eko dan Mgr. Avien juga ikut ambil bagian dalam karaokean. Menjelang pukul 21.00, acara berakhir dan semua tamu kembai ke tempat masing-masing.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*