Tahun ini, Kongregasi SCJ Indonesia mendapatkan 19 “bibit baru.” Mereka berasal dari 6 keuskupan yang berbeda: 10 calon dari Keuskupan Tanjungkarang, 5 calon dari Keuskupan Agung Palembang, 1 calon dari Keuskupan Timika, 1 calon dari Keuskupan Agung Medan, 1 calon dari Keuskupan Agung Jakarta, dan 1 calon dari keuskupan Surabaya. Enam belas calon berasal dari seminari menengah St. Paulus Palembang, satu calon adalah seorang bruder asal Surabaya dari kongregasi Frater Scholarum Christianarum (FSC) yang telah berkarya di Singapura, satu calon lagi pernah mengenyam formatio di seminari tinggi St. Petrus Sinaksak, Pematang siantar, dan satu calon lagi berasal dari Keuskupan Agung Jakarta yang kini tengah menyusun tesis S2-nya di bidang Filsafat.
Mereka tiba di komunitas Postulat-Novisiat SCJ St. Yohanes Gisting pada hari Sabtu (03/03) dan Minggu (04/03). Mereka datang ke Gisting untuk menjalani masa solisitasi sampai pada hari Senin (12/03). Solisitasi sendiri berasal dari bahasa Inggris, solicitation yang berarti permohonan atau permintaan. Selama proses solisitasi ini, para calon menyatakan permohonan mereka untuk diterima sebagai calon resmi anggota kongregasi SCJ. Adapun tim solisitasi kongregasi yang dipilih untuk mendampingi jalannya proses solisitasi itu adalah Rm. Yohanes Rasul Susanto SCJ, Rm. Yohanes Ngatijan SCJ, dan Rm. Vincentius Sriherimanto SCJ.
Berbeda dengan proses pendaftaran sekolah-sekolah pada umumnya, para calon (solisitan) tidak hanya diminta untuk mengerjakan soal-soal tes tertulis, melainkan mereka juga ikut berdinamika dalam seluruh kegiatan harian para frater. Mereka ikut ibadat harian (brevir), misa harian, opera (piket harian), rekreasi, olah raga, dan bahkan mereka juga dimasukkan dalam kepanitiaan untuk menyukseskan acara Dehonian day pada Minggu (11/03). Selain itu, mereka juga diminta untuk berwawan hati dengan ketiga Romo yang menjadi tim solisitasi pada tahun ini. Tujuan dari diadakannya kegiatan solisitasi ini adalah untuk membantu para calon agar bisa melihat dan mengalami hidup secara lebih dekat dengan kongregasi SCJ. Lebih-lebih, mereka juga diajak untuk “mencicipi” indahnya warna-warni kehidupan sebagai seorang biarawan.
Setelah berbagai macam kegiatan dilalui, seluruh rangkaian proses solisitasi ditutup dengan acara perpisahan yang diadakan pada Senin malam (12/03). Dalam kesempatan penyampaian kesan-pesan, semua peserta solisitasi mengatakan bahwa mereka betah dan kerasan tinggal di komunitas ini. “Pada hari-hari awal di tempat ini, saya ragu apakah saya bisa kerasan tinggal di tempat yang sedingin ini, namun setelah berhari-hari tinggal di tempat ini, saya merasa sangat senang karena semua frater dan romo di tempat ini sangat ramah, rasa persaudaraan dan kekeluargaan sangat kental saya rasakan di tempat ini. Sekarang, rasanya berat bagi saya untuk meninggalkan tempat ini,” ungkap Hendrikus Cahyono, seminaris asal Tegalrejo, Belitang.
Dalam wejangannya, Rm. Santo, SCJ mengatakan bahwa setelah pulang dari solisitasi ini, para solisitan tidak boleh membuat pengkotak-kotakan antara yang SCJ dan yang diosesan atau antara yang SCJ dan kongregasi lain. “Tetaplah bersahabat dengan mereka yang tidak memilih SCJ. Kalian memilih SCJ itu bukan karena yang lainnya jelek, tetapi karena kalian meyakini bahwa SCJ-lah yang cocok dengan kalian,” tutur Rm. Santo, SCJ. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Gabriel Marcel, “Every choice is always sacrificing other possibilities – setiap pilihan selalu mengorbankan kemungkinan-kemungkinan yang lainnya.” Kalau kita telah memilih yang satu, maka kita akan mengorbankan pilihan yang lainnya.
Romo Ngatijan, SCJ juga berpesan kepada para solisitan agar mereka tidak hanya melihat panggilan mereka di kongregasi SCJ saja. “Kalaupun nantinya hasil keputusan provinsial dan dewannya tidak mengizinkan kalian untuk masuk SCJ, yakinlah bahwa panggilan kalian tidak hilang. Panggilan itu tetap ada di dalam diri kalian, hanya saja mungkin saat ini panggilan kalian itu bukan di kongregasi SCJ,” tutur Rm. Ngatijan, SCJ. Para solisitan pun mengangguk-anggukkan kepala, tanda mengerti. Sekarang proses solisitasi mereka telah selesai. Tugas mereka saat ini adalah meneruskan perjalanan mereka di tempatnya masing-masing sembari berdoa dan berharap bahwa mereka diperkenankan untuk bergabung menjadi anggota komunitas Postulat-Novisiat SCJ St. Yohanes Gisting ini.
Fr. Henrikus Suharyono (Novis SCJ)
Leave a Reply