Hola para konfrater dan sahabat dehonian terkasih…Semoga semua dalam keadaan sehat dan sukacita, walau masih terkungkung pandemi. Kalau Mei lalu saya berbagi cerita mengenai perjalanan Jakarta – Ekuador, hingga awal persiapan saya dan tim kolombia di tanah Ekuador, nah di September ceria ini, saya menyambung cerita perjalanan “misi SCJ”. Sejak Maret sampai tulisan bagian ke dua ini dibuat, saya masih di Ekuador. Pengalaman special disini.. mendorong saya untuk membagikan kepada konfater dan dehonian di Indonesia. Cerita akan saya bagi dengan “Sejarah Misi SCJ di Ekuador”, “Menilik pelayanan Komunitas SCJ di Ekuador”, dan sedikit cuplikan apa yang saya dan tim Kolombia alami….
Setelah 100 tahun
Ekuador adalah misi pertama kongregasi SCJ, pada jaman Pater Yohanes León Dehon. Tahun 1888, Pastor Dehon mengirim Pastor Gabriel Grisón dan Pastor Ireneo Blanco, namun sayang… pada 12 Juni 1896 kedua pastor ini diusir oleh Pemerintah Liberal Ekuador.
Akhirnya Oktober 1997 misionaris Dehonian dari propinsi Spanyol mencoba datang lagi ke Ekuador untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya sempat singgah di Venezuela. Dan sejarah mencatat, pada 15 Oktober di tahun yang sama menjadi tanggal resmi pendirian Misi SCJ. Empat hari kemudian, Keuskupan Agung Portoviejo, menyerahkan sebuah paroki di Leonidas Plaza, Bahía de Caráquez kepada misionaris SCJ di Ekuador. Resmi sudah SCJ berkarya di Ekuador, seratus tahun kemudian. Luar Biasa.
Sejak 1997 sampai 2020 SCJ Distrik Ekuador berkembang menjadi 3 komunitas, yaitu Komunitas Bahía de Caráquez, Komunitas Quito I dan Komunitas Quito II, saat ini dengan jumlah 7 imam (4 imam asal Spanyol, 2 imam dari Brasil, dan 1 imam asli Ekuador). Selain itu ada 1 bruder dari Spanyol, 1 frater TOP dari Spanyol, 2 frater novis, 4 frater postulan, dan 1 aspiran asli Ekuador.
Di mana saja SCJ Ekuador melayani?
Bahía! Dalam Bahasa Indonesia artinya Teluk. Kalau dalam bahasa Inggris, Bay. Kota Bahía berpenduduk 20.000 jiwa, Bahia mempunyai 9 desa dengan masyarakat sebagai petani, peternak, nelayan, serta bekerja di bidang industry dan jasa. Sekarang di Bahía de Caráquez ada dua Paroki yang menjadi tempat karya pelayanan dehonian yaitu Paroki Hati Kudus Yesus dan Paroki Virgen de La Merced.
Paroki Hati Kudus Yesus, merupakan Paroki pertama yang menjadi karya dehonian di Ekuador. Paroki ini mempunyai 12 kapel di daerah Leónidas Plaza.
Ruang Makan Pater Dehon, di “Fanca”
Di tempat ini, setiap hari Senin sampai Jumat, romo dibantu umat menyediakan makan siang untuk 260 umat tidak mampu dengan tujuan menambah gizi anak-anak, serta sarana memberi sarana bermain dan pembinaan lain.
TALITAKUM.
Dimulai tahun 2008, kelompok ini melayani anak-anak berkebutuhan khusus, dengan memberi pelatihan yang disesuaikan kondisi masing-masing anak, melalui kegiatan lokakarya, kerajinan, olahraga, permainan, dan lain-lain. Karya pelayanan ini bertujuan menumbuhkan rasa percaya diri dan aman sehingga anak anak tersebut mampu berintegrasi dengan masyarakat.
DOMUS CORDIS
Adalah sebuah Rumah Hati Kudus, kelompok tempat pembinaan orang muda sepulang sekolah dengan kegiatan rohani dan pengembangan kepribadian, termasuk di dalamnya animasi panggilan.
Paroki SCJ kedua di kota Bahía de Caráquez adalah Paroki Virgen de La Merced, dan memiliki tiga kapel.
Disini, “Ruang makan Pater Dehon”, menjadi ‘menu wajib’ pelayanan untuk lingkungan Bellavista. Setiap hari anak-anak hingga usia 15 tahun, diberi makanan bergizi yang diperlukan untuk perkembangan mereka.
Lingkungan Bellavista dan Fanca adalah lingkungan yang miskin. Romo dan sumber daya umat yang terbatas membantu anak anak yang kurang beruntung atau yang tidak menerima perawatan ideal dari orang tua mereka. Dalam situasi normal, anak-anak datang ke tempat ini untuk makan siang dan bermain bersama. Namun di saat pandemi ini, orangtua mereka yang datang untuk mengambil makanannya.
Walaupun para Romo dan Frater di Bahía melayani di dua paroki, namun mereka tinggal di satu komunitas biara yang sama. Saat ini komunitas Bahía ada Romo Jonathan, Romo Edson, Romo Humberto, Fr. Félix, dan Leonardo (aspiran).
Quito I
Paroki ketiga karya pelayanaan dehonian distrik Ekuador adalah Paroki St. Maria de la Argelia. Jarak antara kota Bahía dengan kota Quito sekitar 7 jam perjalanan dengan mobil. Hmm.…kurang lebih jarak Yogya-Surabaya lah. Kalau kota Bahía de Caráquez adalah daerah pesisir pantai yang khas dengan teriknya matahari dan pemandangan kering, kota Quito sebaliknya. Quito merupakan daerah pegunungan yang dingin dengan pemandangan hijau.
Paroki Argelia terletak di Quito Selatan, di salah satu daerah kumuh di kota Quito. Penduduknya sekitar 40.000 jiwa, dengan sembilan kapel.
Kehadiran para dehonian disini berusaha membawa umat pada pendidikan nilai-nilai iman. Melalui karya-karya yang ada, SCJ mau menunjukkan Argelia sebagai lingkungan yang damai dan tanpa kekerasan. Apa sajakah karya-karya itu, antara lain :
Pusat Hari Hati Kudus
Ketika misionaris dehonian awal tiba di Ekuador, mereka melihat banyak keluarga dan orang tua punya rasa kesepian, rasa tidak aman, ketidakpuasan, kesedihan dan ketidakberdayaan. Melihat situasi ini memunculkan karya pelayanan pendampingan pastoral keluarga, dengan melibatkan tim yang terdiri keluarga katolik, imam dan tenaga ahli pendukung.
Karya sosial lain di Paroki Argelia, ada Bantuan Pendidikan Anak, Ruang Makan Pater Dehon, Kredit Mikroyang digagas untuk memberi bantuan kepada umat yang mau berusaha lebih baik supaya lebih mandiri. Pelayanan terakhir adalah Pastoral Kesehatan. Nah…menurut saya, karya Pastoral Kesehatan Paroki Argelia sangat sangat menarik. Mengapa?
Pelayanan Pastoral kesehatan mereka adalah salah satu bidang karya kerasulan khas. Semua orang sakit benar benar dikunjungi selama 20 menit untuk merayakan upacara Komuni Sakramen Mahakudus, yang sudah dijadwalkan sebulan sekali. Melayani pastoral lansia dan pendampingan kreativitas lansia, juga menjadi bagian pastoral kesehatan.
Quito II
Komunitas Quito II adalah komunitas rumah formasi, sekaligus Superiorat Distrik Ekuador. Rumah yang dibangun tahun 2013 ini terletak di Quito Utara, dekat pusat kota. Rumah ini juga tidak jauh dengan Universitas Katolik PUCE (Pontifical Universidad Católica Ecuador), tempat dimana para frater menempuh pendidikan filsafat dan teologi.
Komunitas Quito II saat ini ada Romo Bruno (Superior Distrik Ekuador), Romo Juan Pablo dan para formandi yang terdiri dari Fabian, Alejandro, Elian, Denis, Christian, Alexander.
Penantian dalam semangat persaudaraan
Sekarang ini, saya dan tim misionaris Kolombia tinggal di komunitas Quito II.
Tiga komunitas sudah saya tinggali semua, tentu….banyak pengalaman indah telah saya alami. Lengkap pokoknya! Pernah di paroki daerah pegunungan, paroki dekat laut dan komunitas di tengah kota. Saya sungguh merasakan bagaimana para romo, bruder, frater dan bersama umat disini sungguh berusaha menghadirkan kerajaan Hati Kudus Yesus dalam doa, karya dan pelayanan nyata. Di Ekuador juga sudah ada komunitas keluarga Dehonian yang rutin mengadakan pertemuan. Sungguh hidup
Setiap konfrater disini berusaha untuk membuat saya dan tim kolombia kerasan, dengan segala perhatian yang ada. Mereka berusaha mencarikan saya ají, sebutan untuk lombok atau cabe disini, karena mereka tahu bahwa saya suka makan pedas…hehehe. Dalam setiap pertemuan komunitas selalu menanyakan “apakah ada yang kurang?” Atau “membutuhkan sesuatu?”.
Dalam kesempatan berkunjung ke komunitas Bahía selain kami diberi kesempatan untuk melayani misa di kapel kapel, saya dan tim kolombia juga diajak mengunjungi beberapa daerah wisata, antara lain wisata pantai Canoa, melihat ikan paus di pantai Puerto Lopez, sentra pembuatan topi anyaman khas Ekuador di Montecristi, dll. Sungguh persaudaraan dehonian disini sangat hangat, sehangat persaudaraan dehonian di Indonesia. Pelan-pelan saya belajar untuk mengenal, memahami dan mencintai bahasa, budaya yang ada disini.
Lengkap sudah apa yang saya dan tim Kolombia dapatkan di Ekuador. Meski hanya persiapan untuk misi di Kolombia, namun kami sungguh dibantu untuk masuk dalam realitas kehidupan Gereja dalam konteks Amerika Latin. Saya dan tiga konfrater tim Kolombia sungguh merasa bahagia selama di Ekuador, dalam menjalani persiapan misi kami SCJ di Kolombia.
Selasa, 1 September 2020 yang lalu adalah tanggal kedua rencana keberangkatan kami ke Bogotá, namun harus batal lagi karena Kolombia masih belum membuka penerbangan Internasional. Kolombia secara bertahap baru membuka penerbangan domestik dan antar propinsi saja. Dan ini sedikit menggambarkan situasi pandemi covid-19 yang mulai berangsur membaik.
Saat ini kami sudah mulai menjalin komunikasi dengan pihak Kolombia. Sambil menunggu kepastian kapan berangkat ke Kolombia, kami kembali ke Bahia, untuk membantu pelayanan misa di kapel-kapel stasi sekaliaan “praktek” bahasa Spanyol. Terima kasih mendalam atas doa-doanya selalu dari para konfrater semua dan dehonian. Berkah Dalem.
Saya merasakan sukacita membaca artikel misi perjuangan para Romo dan konfrater Dehonian ini. Semoga ada kesempatan bagi org pensiunan seperti saya untuk bisa melayani, sekali pun bagi saya pasti sudah terlambat. Tetapi semangat keinginan itu sekarang berkobar2 seiring banyaknya waktu saya ketika sudah pensiun. Semoga ini menginspirasi untuk saya bisa menemukan bentuk layanan yg boleh Tuhan berikan kepada saya. Terima kasih Hati Kudus Yesus yg menyemangati terus hidup saya. Amin
Saya merasakan sukacita membaca artikel misi perjuangan para Romo dan konfrater Dehonian ini. Semoga ada kesempatan bagi org pensiunan seperti saya untuk bisa melayani, sekali pun bagi saya pasti sudah terlambat. Tetapi semangat keinginan itu sekarang berkobar2 seiring banyaknya waktu saya ketika sudah pensiun. Semoga ini menginspirasi untuk saya bisa menemukan bentuk layanan yg boleh Tuhan berikan kepada saya. Terima kasih Hati Kudus Yesus yg menyemangati terus hidup saya. Amin