Tema 11: Cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri.

TUJUAN:

  1. Siswa menyadari bahwa hidupnya berharga
  2. Siswa bisa menjelaskan perbedaan Narsis yang baik dengan Narsis yang tidak baik.
  3. Siswa bisa menjelaskan apa yang dimaksud dengan “Narsis yang bijaksana”
  4. Siswa bisa menjelaskan bagamana mengembangkan sikap “Narsis yang bijaksana”

DOA:

Ya Tuhan, Engkau pernah bersabda, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Sabda-Mu adalah perintah kasih bagi kami. Berkatilah kami agar kami bisa belajar bagaimana kami bisa mencintai diri sendiri dengan bijaksana, agar kami bisa mencintai sesama kami seperti yang Engkau kehendaki. Amin.

PENDALAMAN:

“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. ” [Matius 22:39].

Karena cinta hidup menjadi berharga. Semakin banyak kita merasakan dicintai maka semakin kita merasakan betapa hidup kita berharga dan semakin kita bisa menghargai hidup kita. Dengan kata lain, kita mampu mencintai hidup kita dengan segala suka dan dukanya bila kita yakin bahwa hidup kita berharga.

Orangtua kita telah berkuban untuk kita, karena mereka tahu bahwa hidup kita berharga. Kita mempunya teman-teman bahkan sahabat di sekitar kita karena kehadiran kita ada artinya untuk mereka. Kita hidup sampai saat ini, kita bernafas, kita bisa menempuh pendidikan di sekolah dehonian ini, karena kita berharga di mata-Nya.

“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau” (Yesaya 43:4a).

Tidak ada alasan bagi kita untuk mengatakan bahwa, “hidupku tidak berharga”…”Hidupku tidak ada artinya…”, “Hidupku tidak ada gunanya..” Hidup mu berharga asal kamu mampu mencintai hidupmu. Lalu bagaimana kita mengukur seberapa besar kita mencintai hidup kita? Caranya dengan bertanya pada diri kita sendiri, “Apakah aku mencintai hidupku? Sejauh mana atau bagaimana aku mencintai diriku? Semakin kita mampu mencintai diri sendiri, semakin kita merasa hidup kita berharga.

Mencintai diri sendiri itu narsis ndak ya?

Mencintai diri sendiri? Ini disebut narsis ngga ya? Tapi, percaya  tidak percaya, orang yang tidak mencintai dirinya sendiri pasti hidupnya menderita, sering malu dan minder. Dia tidak bisa menikmati indahnya hidup. Untuk itu kita perlu menjernihkan makna mencintai diri sendiri. Kita harus memahami apa itu narsis.

Narsis adalah perilaku yang terlalu menunjukkan perhatian pada diri sendiri secara berlebihan, khususnya pada penampilan fisik. Mencintai diri sendiri tidak langsung berarti narsis seperti yang sering kita sebut-sebut itu.

Mencintai diri sendiri berarti: tahu segala sesuatu tentang dirinya, menerima keadaan dirinya, mempergunakan segala sesuatu yang ada dalam dirinya untuk melakukan hal-hal yang baik.

Narsis memang memiliki arti mencintai diri sendiri, namun kita harus membedakannya. Ada sikap narsis yang memandang diri sendiri sebagai pusat perhatian. Ia hanya melihat dirinya sendiri sebagai satu-satunya yang paling indah. Yang lain dianggap lebih rendah. Yang lain dipandang lebih buruk. Nah, ini yang kita sebut sebagai sikap narsis yang berlebihan, apalagi bila sampai menjelek-jelekkan orang lain. Akhibatnya orang narsis bukannya dikagumi dan dicintai banyak orang tapi dia justru dicemooh karena menunjukkan sikap egois dan sombong. Bahkan lebih bahaya lagi bila ia menjadi takabur, lupa pada Tuhan yang menciptakan dirinya.

Kita mau mengembangkan sikap ‘narsis yang bijaksana’. Artinya kita mencintai diri sendiri tanpa memandang rendah orang lain. Kita bijaksana dalam mencintai diri bila kita mengetahui dan memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritual diri kita secukupnya. Secukupnya berarti seimbang, tidak berlebihan namun juga menjaga agar tidak kekurangan.

Secara fisik, kita menjaga kesehatan kita, menjaga kebersihan tubuh kita, dan menjauhkan diri dari kegiatan kegiatan yang dengan sengaja melukai ataupun merusak tubuh fisik kita.

Secara mental, kita mencintai diri dengan berpikir positif, menggunakan ilmu yang kita miliki untuk kesejahteraan banyak orang, menyalurkan perasaan dan emosi kita dengan cara yang baik dan tepat sehingga tidak merugikan orang lain. Tak lupa juga dengan cara mengembangkan kepribadian yang baik.

Secara spiritual, kita menjaga iman kita agar tetap teguh dengan cara berdoa dan beribadat, membaca Kitab Suci dan buku-buku rohani, berefleksi dan mengikuti kegiatan rohani.

Masih banyak pula cara lain yang bisa kita tempuh untuk mencintai diri sendiri. Kunci utamanya adalah kita mencintai diri sendiri tanpa merendahkan orang lain.

Dengan mencintai diri sendiri, kita menjaga dan menghargai kehidupan yang telah Tuhan berikan. Ini juga tanda bahwa kita bersyukur atas cinta kasih Tuhan.

TUGAS KELOMPOK:

  1. Berikan contoh / bukti bahwa hidupmu berharga!
  2. Jelaskan perbadaan Narsis yang baik dengan Narsis yang tidak baik!
  3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Narsis yang bijaksana”!
  4. Jelaskan bagamana caranya mengembangkan sikap “Narsis yang bijaksana”!

DOA PENUTUP:

Ya Tuhan Yang MahaBaik, kami semua berharga di mata-Mu. Engkau mencintai kami dan senantiasa menunjukkan cinta kasih-Mu kepada kami. melalui orangtua kami, guru-guru kami, sahabat-sahabatkami, semua orang yang senantiasa menunjukkan perhatian dan dukungannya kepada kami.

Berkatilah kami, agar kami tidak menyia-nyiakan hidup kamu, agar hidup kami bisa menjadi berkah bagi keluarga, sahabat, dan sesama kami. Amin

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*