
Hari kedua konsolidasi dan pembekalan KAD diawali dengan misa pemberkatan Gereja Stasi St. Paulus, Jojog, Paroki Hati Kudus Yang Mahakudus Metro. Selain Perayaan Ekaristi Dedikasi Gereja Jojog, peristiwa syukur ini juga menandai pesta imamat beberapa pastor Dehonian dan pesta membiara beberapa suster asal stasi Jojog. Setelah misa selesai, peserta pertemuan awam Dehonian menuju kompleks sekolah Yos Sudarso. Di sana mereka melanjutkan dengan sharing dalam kelompok yang dilakukan di SMP dan SMA Yos Sudarso Metro tersebut.

Dipandu oleh Rm. C. Wahyu Tri SCJ dan Titus Wisnu Winarno, sharing dalam kelompok ini seputar devosi, formasio dan misi. Sharing berlangsung dalam suasana yang santai sembari santap siang namun diisi dengan pembicaraan tematis sesuai pembagian. Hasil diskusi kemudian dituangkan dalam selembar karton. Ada kelompok yang membuat pohon kehidupan, ada juga yang membuat mind-map, dan lain sebagainya. Setelah sharing selesai, rombongan KAD kembali ke RPCB Matow Way Hurik untuk melanjutkan sesi berikutnya. Sesi selanjutnya dimulai pukul 17.00 WIB. Sesi sore ini diisi dengan mengangkat kembali akar dan inti dari hidup sebagai seorang Dehonian Awam. Setiap orang boleh menyampaikan pendapatnya terkait kekhasan dan identitas sebagai Dehonian.

Untuk menemukan kembali kekhasan dan identitas, para peserta diajak kembali untuk berpijak dari hidup dan ajaran Pater Dehon, yakni hati yang berbelas kasih sebagaimana tampak dalam salib Kristus yang menyelamatkan. Dengan demikian, seorang Dehonian adalah orang yang memiliki hati seperti Hati Yesus, yakni hati yang berbelas kasih dan senantiasa mempersembahkan diri kepada Allah. Hati yang berbelas kasih adalah hati yang memperjuangkan kepentingan manusia. Selain itu, persembahan diri kepada Allah juga menjadi ungkapan hati yang berbelas kasih. Inilah jalan kemuridan yang mestinya diteladani dari Hati Yesus dan Pater Dehon. Semangat inilah yang kemudian membedakan para pengikut Pater Dehon dengan komunitas lainnya.

“Komunitas Dehonian, termasuk juga Komunitas Awam Dehonian, bukanlah sekumpulan orang yang menjadikan komunitas sebagai kelompok kerja, bukan juga pasukan hobi, atau perkumpulan tanpa ikatan batin,” tegas Rm. Wahyu. Komunitas Dehonian adalah komunitas yang dijiwai oleh cara hidup Kristus (bdk. Kons. 59). Secara khusus Komunitas Awam Dehonian adalah komunitas yang menghayati penggilannya dengan membentuk komunitas sebagai perwujudan kasih dan tanda persaudaraan bgi sesamanya (statuta KAD #5).

Ada 3 pilar KAD yakni bakti (devosi), pembinaan (formasio) dan perutusan (misi) yang sudah disharingkan dalam kelompok siang ini. Dalam sesi sore inilah, kamudian diadakan pleno untuk membagikan hasil sharing tersebut. Dengan berdevosi, para awam Dehonian diundang untuk mengenal Kristus Tuhannya, dan belajar pada Pater Dehon bagaimana menghayati kasih dan pengurbanan melalui cara-cara yang diperkenalkan atau diwariskan oleh Pater Dehon: Adorasi, Jam Kudus, mendoakan Thesaurus, mendoakan persembahan diri, novena Hati Kudus Yesus, Pujian kepada Hati Kudus Yesus, mendengarkan atau membaca Kitab Suci secara rutin, dan lain sebagainya.

Formatio dalam komunitas Dehonian adalah untuk bersama-sama membina diri dalam semangat komunitas agar semakin memiliki pengetahuan yang benar dan baik memgenai ajaran Gereja Katolik dan P. Dehon. Metode formatio awam Dehonian adalah dengan mengenal Pater Dehon dan mendalami nilai-nilai Dehonian. Sementara misi adalah melaksanakan tugas kerasulan agar Hati Kristus semakin dirasakan oleh banyak orang. Gerakan pelaksanaan misi misalnya dengan memperkenalkan semangat Hati Kudus dan segala simbol kasih Hati Yesus, beradorasi untuk silih dunia, mempromosikan hidup komunitas sebagai tanda persatuan, melaksanakan keterlibatan gerejani dan sosial dengan semangat Dehonian, serta ikut ambil bagian dalam karya sosial.
Diakhir sesi malam, masing-masing peserta mendapatkan satu buku formasio Awam Dehonian Indonesia yang berjudul “Jalan Dehonian”. Buku ini berisi tentang pendalaman tematis nilai-nilai Dehonian serta panduan praktis untuk pertemuan masing-masing komunitas atau wilayah. Rm. Wahyu memberi penjelasan terkait penggunaan buku tersebut dan memberi tugas persiapan kelompok untuk simulasi esok hari. Akhirnya, kegiatan hari ini ditutup dengan doa malam pukul 10 di hadapan Hati Yesus Yang Mahakudus seraya mengekspresi pengalaman hari ini dalam bentuk puisi, doa, dan bentuk kreasi origami.
(Fr. Emanuel Widi Prasetyo SCJ)
Leave a Reply