Merangkai Mozaik Keabadian

Seorang psikolog terkenal yaitu Viktor Frankl memiliki keniscayaan dalam hidupnya bahwa setiap manusia perlu mencari makna di dalam hidupnya. Entah bagaimana manusia mengalami banyak hal dalam hidupnya, ia harus senantiasa mencari makna bagi hidupnya. Termasuk di dalamnya pengalaman penuh sukacita dan kegembiraan; pengalaman jatuh dan tidak berpengharapan dan pengalaman yang membuat bingung. Pada akhirnya manusia diajak untuk mencari makna dari setiap pengalaman hidup yang dihadapi.

Pada hari ini (20/7) Komunitas Skolastikat SCJ Yogyakarta merayakan 3 perayaan sekaligus yaitu perayaan pesta perak hidup membiara, perayaan prasetya kaul kekal dan perayaan pembaharuan kaul. Perayaan syukur pesta perak hidup membiara bagi keenam konfrater yaitu: Br. Gatot, SCJ; Br. Dalijan, SCJ; Br. Triantara ‘Badage’, SCJ; Rm. Eko, SCJ, Rm. Arko, SCJ dan Rm. Dwi, SCJ. Selain itu perayaan syukur ini juga menjadi perayaan syukur bagi kesembilan frater yang mengikrarkan prasetya kekal. Mereka adalah Fr. Henrikus, SCJ; Fr. Maruli, SCJ; Fr. Thomas, SCJ; Fr. Mujiono, SCJ; Fr. Hari Suhut, SCJ; Fr. Bofry Wahyu, SCJ; Fr. Siapril Purba, SCJ; Fr. Antonius Triyanto, SCJ dan Fr. Aldi Prayoga, SCJ. Selain itu ada 35 konfrater (frater dan bruder) yang membaharui kaul mereka.

Para Frater yang mengikrarkan Kaul Kekal

Dalam kotbahnya, Pater Provinsial SCJ Provinsi Indonesia, Pater Suparman, SCJ merefleksikan bahwa hidup membiara di zaman ini perlu semakin dipupuk dalam relasi dengan Tuhan. Dewasa ini, dunia menawarkan begitu banyak kemudahan sehingga manusia larut dalam kebiasaan membuang. Dari hal ini timbullah lebih banyak tantangan dan cobaan yang mengaburkan semangat dan orintasi hidup manusia. Maka, Pater Provinsial mengingatkan secara khusus bagi para frater yang baru berkaul kekal untuk semakin peka akan perubahan zaman sehingga tidak terbawa arus.

Selain itu, Pater Suparman, SCJ merefleksikan bahwa tidak ada alasan yang dapat membuat manusia dapat sungguh bertahan menjalani hidup dengan semestinya. Alasan manusiawi yang paling luhur sekalipun tidak bisa dijadikan landasan yang kuat untuk tetap setia dalam menjalani hidup panggilan. Allah-lah yang menjadi alasan satu-satunya manusia tetap bisa menjalani hidup, bisa tetap setia dalam menjalani panggilan. Inilah yang perlu disadari manusia bahwa Allah telah lebih dahulu setia dan senantiasa mendapingi setiap orang dalam perjuangan hidupnya.

Para Dehonian yang berpesta perak Hidup Membiara (ka-ki: Rm. Dwi SCJ, Rm. Arko SCJ, Rm. Eko SCJ, Br. Gatot SCJ, Br. Tri Antara SCJ, dan Br. Dalijan SCJ)

Perayaan syukur kali ini juga dihadiri oleh beberapa orang tua para pestawan dan para tamu yang diundang secara khusus untuk ikut serta dalam acara ini. Kehadiran mereka menambah kehangatan dan kebahagiaan pada perayaan tersebut, menciptakan suasana yang lebih meriah dan penuh makna. Selain itu, kehadiran mereka sebagai bentuk dukungan bagi para frater yang berkaul kekal guna menjalani panggilan berikutnya dengan lebih semangat dan senantiasa setia.

Kendati sudah merayakan pesta perak hidup membiara, keenam konfrater yang merayakannya senantiasa ingat bahwa masih ada perjalanan yang harus dilanjutkan. Apalagi yang baru saja mengikrarkan kaul kekal. Jalan masih sangat panjang dan mereka dituntut untuk selalu bebas dalam menanggapi panggilan Tuhan dengan penuh sukacita dan tanggung jawab. Bagi para frater dan para bruder yang memperbaharui kaul juga merasakan bahwa panggilan mereka sekali lagi disegarkan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Proficiat para konfrater, teguh dalam iman, harapan dan kasih. Selamat mencari pemaknaan dalam perjalanan.

(by Tim Skolstikat SCJ)

Foto-foto selengkapnya bisa Anda lihat DI SINI

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*