Jejak Makna di Gunung Tanggamus

Perjalanan menuju basecamp satu ternyata tidak mudah, karena secara tidak sengaja mengikuti arah plang petunjuk basecamp yang relatif baru. Ini membuat bingung dan ragu ketika mencapai jalan buntu sesudah persimpangan. Kami karus memastikan jalan lain dan bertanya pada petani sekitar tentang jalan yang benar. Puji Tuhan masalah ini terselesaikan 10 menit kemudian.  

Sesampainya di Basecamp satu kami semua bersiap-siap merayakan ekaristi dan ibadat pagi untuk menimba kekuatan rohani sebelum melanjutkan pendakian. Ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Ngatijan diikuti oleh semua pendaki berlangsung lancar penuh hikmat dan gembira. Sesi foto-foto dan dokumentasi menjadi selingan sebentar untuk kemudian menyantap santapan jasmani. Setelah dikenyangkan dengan santapan rohani dan jasmani kami semua melanjukan pendakian menuju Pintu Rimba yang merupakan titik awal pendakian yang sebenarnya. Rm. Ngatijan, Br. Tri dan salah seorang suster tidak ikut melanjutkan pendakian karena dirasa itulah keputusan yang terbaik saat itu namun tetap mendukung secara rohani melalui doa-doa mereka. Perjalanan kami hingga di basecamp ini menjadi pemanasan bagi kami untuk pendakian yang sesungguhnya yang dimulai dari Pintu Rimba.

Sekitar sepuluh menit dari basecamp kami sampai di Pintu Rimba. Setelah istirahat sejenak dan bersua foto, kami melanjutkan mendaki menuju Pos 1 hingga seterusnya sampai di puncak. Banyak tantangan kami hadapi: jalan yang tejal mendaki, tanah yang agak licin karena  basah yang sepertinya habis diguyur hujan, dan  beberapa kali ada pagar rotan berduri membuat kami harus siaga berhati-hati juga membuat kami tidak segan-segan untuk beristirahat. Dalam pendakian ini tidak lagi mengikuti kelompok sebelumnya tetapi melebur menjadi empat kelompok baru dengan komposisi yang bervariasi dan barangkali dirasa sesuai dengan masing-masing pribadi. Kerjasama, tidak egois, pantang menyerah, tolong-menolong, terbuka untuk istirahat dan ditolong, pengertian,  kesabaran menuntun dan kesetiaan mendampingi menjadi alur kisah pendakian yang berulang terus menerus dalam melangkah setapak demi setapak meninggalkan jejak penuh makna dalam kebersamaan dan semangat Dehonian.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*